Hallo mina kali ini mimin mau post One Piece chapter 830 tapi versi teksnya yah . selamat membaca :)
Sebelum menemui Big Mom,
Jinbe telah membahas prihal keinginannya untuk keluar dari kelompok Big Mom
dengan anggota bajak laut manusia ikan.
"Topi
Jerami adalah pria yang cepat atau lambat akan mengubah dunia!!" ucap
Jinbe pada anggotanya. "Dia mungkin masih sedikit terlalu muda... Tapi aku
sangat yakin kalau yang akan menguasai lautan suatu hari nanti bukanlah salah
satu dari keempat Yonkou, tapi Luffy si Topi Jerami!!"
Semua
anggota bajak laut manusia ikan berkumpul untuk mendengarkan Jinbe, termasuk
Wadatsume si manusia ikan raksasa yang kini telah bergabung dengan kelompoknya.
"Aku
ingin membantu perjuangannya!!" ucap Jinbe lagi, sambil bersujud dan
menunduk seolah memohon pengertian semua anggotanya, "Aku ingin sekapal
dengannya dan mengorbankan hidupku ini jika ia membutuhkannya!! Aku juga
berpikir kalau tindakan-tindakan kita ini, pada ahirnya, akan bertentangan
dengan kebebasan sepenuhnya dari ras manusia ikan!!"
Salah
seorang anggota Jinbe kemudian berkata, "Selama dua tahun ini, kau selalu
saja menggumamkan nama Luffy, berkali-kali. Kalau niat dan keyakinanmu memang
sudah bulat untuk pria itu, aku rasa tak ada alasan bagimu untuk tidak melakukannya..."
"A...
Ah! Apa aku membicarakannya sesering itu..." Jinbe malu-malu.
"Fufu,
pergi dan ikutilah aspirasimu, Jinbe!!" ucap orang itu lagi, Aladine.
Jinbe kaget. "K-Kalian benar-benar tidak keberatan dengan keinginanku ini...!?"
Jinbe kaget. "K-Kalian benar-benar tidak keberatan dengan keinginanku ini...!?"
"Kapten,
untuk apa kami menentangmu!?" ucap salah seorang anggota Jinbe sambil
tersenyum.
"Kau
adalah mantan prajurit Tentara Neptunus, lalu membuang pangkatmu untuk menjadi
bajak laut, demi untuk bertarung bersama mantan budak Mariejois seperti
kami!!"
"Lalu, kau menerima jabatan sebagai Shichibukai hanya untuk meningkatkan status kita para manusia ikan di seluruh dunia!!"
"Lalu, kau menerima jabatan sebagai Shichibukai hanya untuk meningkatkan status kita para manusia ikan di seluruh dunia!!"
"Dan
kami tahu alasanmu bergabung menjadi salah satu kru BIg Mom bukan hanya untuk
melindungi kami semua, tapi juga melindungi kerajaan kita menggunakan
namanya!!" ucap anggota Jinbe yang lain.
"Kapten,
kau selalu membuat keputusan dalam hidup yang menguntungkan orang lain di
sekitarmu!!"
"Kau
tak perlu mengemban beban itu lagi, Jinbe.." ucap Aladine.
"Sekali-sekali
berbuatlah sesuai keinginanmu sendiri, Jinbe!!" anggota Jinbe berteriak
sambil tersenyum, "Mulai saat ini, tak apa kau mengikuti keinginanmu
sendiri dan sedikit egois!!"
Jinbe
makin syok, tatapannya menggambarkan betapa tak menyangkanya ia. Mereka semua
ternyata mendukungnya sampai sebegitunya.
"Ayo
Jinbe!!" seru anggotanya.
"Yeah!! Kapten!!"
"Yeah!! Kapten!!"
"Kami
bisa mengurus diri kami sendiri, jadi tak perlu khawatir!!"
"A...
Aku tak bisa menggambarkan betapa bersyukurnya aku saat ini.." ucap Jinbe.
"Tapi..." salah seorang anggota Jinbe terlihat ragu. "Meskipun kita semua mendukung keputusannya, aku ragu Big Mom akan melepaskannya semudah itu..."
"Tapi..." salah seorang anggota Jinbe terlihat ragu. "Meskipun kita semua mendukung keputusannya, aku ragu Big Mom akan melepaskannya semudah itu..."
"Kemungkinan
terburuknya, kalau dia melampiaskan kemarahannya pada kita, kita hanya perlu
kabur seumur hidup! Bwahaha!!"
"Tapi...
Bukankah rasanya akan canggung bagi Aladine? Maksudku, dia sudah mengikat
hubungan dengan Nona Praline, dan menjadi bagian langsung dari keluarga Big
Mom.."
Aladine,
wakil kapten Bajak Laut Matahari, ternyata sudah menikah dengan salah satu
putri Big Mom, seorang duyung perempuan, Plarine.
"Ya
ampun..." seseorang tiba-tiba muncul, putri ke-29 Keluarga Charlotte,
Charlotte Praline, manusia duyung ikan hiu kepala martil.
"Bukankah
kalian juga seharusnya menghawatirkan diriku yang malang ini? Sha sha
sha.."
"Whoaa!!
Nona!!"
"Apa sejak tadi Anda menguping pembicaraan kami!?"
"Apa sejak tadi Anda menguping pembicaraan kami!?"
"Apa!?
Apa kalian semua ingin menyembunyikan sesuatu dariku!? Kupikir hubungan kita
lebih baik dari itu!!" Praline menjerit membentak Aladine dan yang lain.
"Aladine!! Jangan bilang kalau kau mau kabur meninggalkanku kalau semuanya
tak berjalan baik dengan Mama!!"
"T-Tentu
saja tidak!! Kita pasti bisa bernegosiasi dengannya!!" ucap Aladine.
"Negosiasi!?
Itu sangat tidak perlu!!" ucap Praline, kemudian langsung mendekap tubuh
Aladine dan memeluknya erat-erat. Tubuh Praline jauh lebih besar dari suaminya.
"Kau
tahu kan, aku akan memilihmu dibanding Mama, sayang, ajaklah aku jika waktu itu
tiba..." ucap Praline.
"Kyaaaah!!!
Benar-benar cinta yang penuh gairah!!!" teriak anggota Jinbe sambil
malu-malu menutup wajah.
Jinbe
kemudian bicara pada Wadatsume, "Maafkan aku, Wadatsume, aku sudah
membawamu sampai sini tapi sekarang aku malah..."
"Nah,
tak masalah, aku bersenang-senang dengan kalian semua.." ucap Wadatsume,
dengan bahasa yang agak aneh seperti biasa.
"Oh
iya, Praline, apa kau benar-benar yakin kalau kepergianku akan menimbulkan
kemarahan besar bagi Mama?"
"Yah,
kau bukan orang pertama yang ingin keluar.." ucap Praline. "Tapi tak
ada satupun orang yang cukup berani melakukan hal itu dan tetap hidup sampai
saat ini, shashasha!!" ucap Praline.
Saat
ini, di ibukota Whole Cake Island, Sweet City... Kondisinya masih cukup
berantakan pasca diserang oleh amukan Big Mom. Dan Moscato, putra Big Mom yang
dibunuhnya masih tergeletak di tengah kota. Beberapa warga menangisinya..
"Tuan
Moscato!!"
"Tuan Moscato telah meninggal!!"
"Tuan Moscato telah meninggal!!"
"Tolong
jangan tinggalkan kami, Tuan Moscato!!" ucap seorang warga anak-anak, tapi
kemudian manusia lendir besar menyeretnya pergi. "Menjauhlah, Nak.."
"Cepat
angkut tubuhnya.." perintah seorang wanita.
"Baik, nyonya.." ucap prajurit yang mengangkut tubuh Moscato.
"Baik, nyonya.." ucap prajurit yang mengangkut tubuh Moscato.
Pria
berpakaian tengkorak memberi perintah pada mahluk hitam, "Jangan pergi
sedetik pun, kau dengar!?"
Anak
yang dibawa menjauh tadi kemudian bertanya pada pria itu, "Hei, Tuan Mont
D'or!! Apa Boss Jinbe akan dibunuh juga!?"
"Mana
kutahu!!" ucap pria itu. "Yang pasti saat Mama mengamuk, tak ada
siapapun yang aman... Bahkan putranya sendiri!!"
Big
Mom dan Jinbe saat ini sudah berada di dalam sebuah bangunan besar di Sweet
City, Whole Cake Château...
"Jadi
kau benar-benar ingin... Memutus hubungan denganku, Jinbe?"
"Kenapa!?
Bos!!!" jerit kue-kue di sekitar Big Mom.
"Tolong jangan pergi, Boss!!"
"Tolong jangan pergi, Boss!!"
"Diam!!!"
Big Mom mengambil kue hidup itu lalu memasukannya ke mulut. "Jangan
menanyakan alasan orang yang ingin pergi, aku tak peduli dengan
alasannya!!" ucap Big Mom. "Dia itu bajak laut, hidup bebas merupakan
hal terpenting..."
Dibanding
sebelumnya, saat ini Big Mom tak terlihat begitu marah, malah cenderung
tenang..
"Akan
tetapi," ucap Big Mom sambil mengunyah kue, "hubungan anak yang
kandas merupakan suatu aib bagi orangtua. Jinbe... Kepergianmu akan menyebabkan
kehilangan yang besar.."
"Yah,
tentu.."
"Jangan
bilang tentu padaku!!" ucap Big Mom.
"Ini
akan jadi adil kalau kau juga kehilangan sesuatu yang berharga!!" ucap Big
Mom lagi. "Cuma itu satu-satunya cara untuk menjadikan ini sebagai
pertukaran yang adil, iya kan? Mamamama..."
Big
Mom tertawa, kemudian memerintahkan pelayan kue-kuenya, "Cepat bawa
roletnya kemari!!"
Rolet,
Roulette, alat judi putar yang di dalamnya terdapat gambar kepala, kaki,
tangan, dan seseorang bermahkota, dengan angka-angka mulai dari 10 sampai 1000
di atasnya.
"Sekarang
mari kita lihat... Hal berharga apa darimu yang akan hilang!?"
Malam
hari, di atas lautan masih dalam daerah kekuasaan Big Mom...
Luffy dan teman-temannya telah turun dari kapal, karena lautannya membeku, dan mereka telah meghabisi banyak sekali monster-monster semut berukuran kecil..
Luffy dan teman-temannya telah turun dari kapal, karena lautannya membeku, dan mereka telah meghabisi banyak sekali monster-monster semut berukuran kecil..
"Manis
sekali!!" ucap Chopper.
"Tak
bisakah kita berhenti di sini dan tidur sebentar?"
"Mana mungkin!! Bagaimana kalau semut-semut itu mulai menyerang kita lagi!?" bentak nami.
"Mana mungkin!! Bagaimana kalau semut-semut itu mulai menyerang kita lagi!?" bentak nami.
"Lautan
ini akan kembali mengalir setelah panas matahari kembali muncul di siang hari.
Tapi ketika malam, arena ini mendingin dan lautannya membeku seperti ini.."
jelas Pedro.
"Kenapa
kau tidak menjelaskannya dari tadi!?"
"Semuanya,
fokus kita saat ini adalah melelehkan lautan ini jadi kita bisa lewat.."
"Yosh!!"
"Yosh!!"
Luffy
telah membawa tongkat obor untuk melelehkan jalan mereka.
"Untuk
memperjelas saja, aku hanya menidurkan semut-semut itu untuk sementara.."
ucap Brook. Semut buas mengitari mereka, banyak sekali.
"Akan
jadi kacau kalau mereka bangun lagi.." ucap Carrot.
"Kapalku pernah dimakan habis oleh semut-semut ini.." ucap Pedro.
"Kapalku pernah dimakan habis oleh semut-semut ini.." ucap Pedro.
"Tapi
apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?" tanya Luffy.
"Pedro
dulu bajak laut, sama seperti Pekoms!" jelas Carrot.
"Eeeh!? Benarkah!?" Luffy kaget.
"Eeeh!? Benarkah!?" Luffy kaget.
"Sebenarnya
aku tak begitu paham waktu itu, kupikir yang kulakukan hanya pergi menjelajah
lautan, tapi pada akhirnya aku memiliki harga buronan." jelas Pedro.
"Aku hanya menemani Pekoms sampai setengah jalan..."
"Aku
menceritakan ini pada kalian karena rasa percaya di antara kita telah
terbangun, tujuan perjalanan kami adalah untuk mengungkap Poneglyph!! Hari
ketika kami menginjakkan kaki di wilayah kekuasaan Big Mom... Menjadi akhir
bagi perjalanan kami. Kenyataannya, aku kalah di sini sekali... Dan itu
merupakan sesuatu yang kuceritakan pada banyak orang.."
Luffy
dan yang lainnya kaget, termasuk Carrot.
"Aku belum pernah mendengar ini sebelumnya..." ucapnya.
"Aku belum pernah mendengar ini sebelumnya..." ucapnya.
"Berarti
tempat ini membawa kembali kenangan buruk dari masa lalu!?" ucap Nami.
"Kalau
keberadaanku di sini adalah untuk membantu penyelamatan Sanji, aku tidak
keberatan." ucap Pedro. "Apalagi, kurasa kebersamaanku dengan kalian
tak akan hanya membuang-buang waktu."
"Aku
diberitahu kalau Duke dan Master telah menunjukkan Road Poneglyph pada
kalian..."
"Yap.." ucap Luffy.
"Yap.." ucap Luffy.
"Saat
pertama mendengarnya, aku sempat tak percaya. Meskipun kalian semua dewa
penolong kami... Terakhir kali kami menunjukkannya pada orang asing selain Klan
Kozuki adalah 26 tahun yang lalu!" ucap Pedro.
"Rasanya
sudah lama sekali sejak kami menunjukkan Poneglyph itu pada Gol D Roger dan
krunya.."
"Raja
Bajak Laut!?"
"Setelahnya, Roger berhasil mencapai Raftel dan dikenal sebagai Raja Bajak Laut." ucap Pedro.
"Setelahnya, Roger berhasil mencapai Raftel dan dikenal sebagai Raja Bajak Laut." ucap Pedro.
"Aku
percaya kalau Duke Inuarashi dan Master Nekomamushi bisa melihat kesamaan antar
kru mereka dan kalian. Mereka pasti yakin kalau kalian akan menjadi orang-orang
yang pada akhirnya membutuhkan Road Poneglyph... Apa yang akan kalian lakukan
setelah mengalahkan Kadiou!?" tanya Pedro.
"A...
Itu masih terlalu jauh..." ucap Luffy.
"Setelahnya,
kalian pasti akan membutuhkan Road Poneglyph yang dimiliki oleh Big Mom! Dan
sekarang, inilah kesempatan terbaik kalian!! Bisa menyusup ke dalam wilayah Big
Mom sampai sejauh ini..."
"Sebaiknya
kalian mencuri Road Poneglyph miliknya sekaligus menyelamatkan kru kalian,
Sanji!" ucap Pedro.
"Yah,
Robin sudah meminta padaku hal yang sama.." ucap Luffy.
"Saat
kita berhasil sampai di pulau itu, maukah kalian mengulur waktu sebentar
untukku? Aku janji kali ini aku akan berhasil dengan sukses mencuri Poneglyph
itu!" ucap Pedro.
"Apa!?
Kalau itu untuk kami, maka aku akan ikut juga!!" ucap Luffy.
"Tidak,
kalian fokuslah pada Sanji. Situasinya akan jadi makin rumit setelah kalian
bisa mendapatkan ia kembali.."
"Oh..
Baiklah.." ucap Luffy. "Kalau begitu aku serahkan hal itu padamu!!
Shishishi.."
"Hei
hei, bukankah itu terdengar terlalu mudah.." ucap Nami.
"Baiklah, kalau begitu itulah rencananya!!"
"Baiklah, kalau begitu itulah rencananya!!"
"Hahaha.."
Carrot tertawa.
"Kurasa
Luffy... Memang terlahir dengan takdir seperti ini.." ucap Brook.
"Yohoho.."
"Hmm? Apa barusan kau mengatakan sesuatu, Brook?"
"Hmm? Apa barusan kau mengatakan sesuatu, Brook?"
"Oh,
tidak... Kurasa aku juga tak jauh berbeda.. Yohoho!!"
"Hm?"
Chopper menyadari sesuatu...
"Semut-semutnya sudah bangun!!!"
"Semut-semutnya sudah bangun!!!"
Tapi
syukurlah, pada akhirnya mereka berhasil melewatinya. Dan keesokan paginya,
Whole Cake Islan telah berada di hadapan mereka..
"Hei
semuanya, bangun!!" Luffy membangunkan teman-temannya.
"Kita sampai!!"
"Kita sampai!!"
"Whoah!!"
"Whole
Cake Island!! Benar-benar kue!! Begitu megah, jadi di sinilah Yonkou
tinggal!?"
"Kue
tertinggi yang bisa kau lihat di kejauhan merupakan kastil tempat tinggal Big
Mom.." jelas Pedro.
"Kastil!?"
"Nami,
apa kita harus tetap lurus?" tanya Brook.
"Ya!! Kudengar bagian yang di sana itu adalah satu-satunya lokasi yang tak dijaga oleh pihak keamanan..."
"Ya!! Kudengar bagian yang di sana itu adalah satu-satunya lokasi yang tak dijaga oleh pihak keamanan..."
"Oh!!!"
Luffy melihat seseorang, "Ada seseorang yang berdiri di pesisir
pantai!!"
Bersambung
ke One Piece Chapter 831